(Sistem Informasi Data Spasial) Model Data Spasial

Assalamu’alaikum wr.wb
          Ketemu lagi dengan saya, sobat. Jangan bosan-bosan ya untuk mengunjungi blog saya. Tanpa basa-basi lagi langsung saja ke intinya, pada postingan kali ini saya akan menjelaskan tentang model data spasial. Model data spasial sendiri di bedakan menjadi 2 yaitu model data 2 dimensi dan model data 3 dimensi.
1.      Model Data 2 Dimensi
Model data 2 dimensi di bedakan menjadi 2 yaitu vektor dan raster.
-          Vektor
Model data vector dapat menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau polygon beserta atribut atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vector didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x, y). Dalam model data spasial vector, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang saling terhubung. Sedangkan polygon juga disimpan sebagai sekumpulan list titik-titik, tetapi dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir geometri polygon memiliki nilai koordinat yang sama (polygon tertutup sempurna). Representasi vector suatu objek merupakan suatu usaha di dalam menyajikan objek yang bersangkutan sesempurna mungkin. Oleh sebab itu, ruang atau dimensi koordinat vector diasumsikan bersifat kontinyu (tidak terkuantisasikan sebagaimana terjadi pada model data raster) sehingga memungkinkan semua parameternya dapat didefinisikan dengan presisi.



-          Raster
Model data raster bertugas untuk menampilkan, menempatkan, dan menyimpan konten data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau susunan piksel-piksel yang membentuk suatu grid (segi empat). Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi spasial model data ini sangat bergantung pada resolusi spasial atau ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi. Entitas-entitas spasial model raster juga dapat disimpan di dalam sejumlah layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Sebagai ilustrasi, beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra dijital satelit (ex: NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird), citra digital radar, dan model ketinggian dijital (DTM atau DEM dalam model data raster). Model data raster dapat memberikan informasi spasial mengenai apa yang terjadi dalam bentuk gambaran yang ‘’digeneralisasi’’ oleh sensor-sensornya. Dengan model ini, dunia nyata dapat disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen. Dengan model data raster, unsur-unsur geografis ditandai oleh nilai-nilai elemen matriks persegi panjang (persegi).




2.      Model Data 3 Dimensi
Model data 3 dimensi di bedakan menjadi 2 yaitu DEM dan TIN.
-          DEM (Digital Elevation Model)
    Model elevasi digital ( DEM ) adalah representasi CG 3D dari permukaan medan  umumnya dari planet (misalnya Bumi ), bulan , atau asteroid yang dibuat dari data ketinggian medan, "DEM global" mengacu pada Grid Global Diskrit. DEM dapat diperoleh melalui teknik seperti fotogrametri , lidar , IfSAR , survei tanah , dll. DEM umumnya dibangun menggunakan data yang dikumpulkan menggunakan teknik penginderaan jarak jauh, tetapi mereka juga dapat dibangun dari survei tanah. DEM sering digunakan dalam sistem informasi geografis, dan merupakan dasar paling umum untuk peta bantuan yang dihasilkan secara digital. Sementara DSM mungkin berguna untuk pemodelan lanskap, pemodelan kota dan aplikasi visualisasi, DTM sering diperlukan untuk pemodelan banjir atau drainase, studi penggunaan lahan, aplikasi geologi, dan aplikasi lain.
o   Mengekstrak parameter medan untuk geomorfologi
o   Memodelkan aliran air untuk hidrologi atau gerakan massa (misalnya longsoran dan tanah longsor )
o   Pemodelan tanah basah dengan Indeks Kartografi ke Indeks Air (DTW-index) [15]
o   Penciptaan peta bantuan
o   Render visualisasi 3D .
o   Perencanaan penerbangan 3D dan TERCOM
o   Penciptaan model fisik (termasuk peta bantuan yang dimunculkan )
o   Perbaikan fotografi udara atau citra satelit
o   Pengurangan (koreksi medan) pengukuran gravitasi ( gravimetri , geodesi fisik )
o   Analisis medan dalam geomorfologi dan geografi fisik
o   Sistem informasi geografis (GIS)
o   Rekayasa dan desain infrastruktur
o   Navigasi satelit (misalnya GPS dan GLONASS )
o   Analisis garis-penglihatan
o   Pemetaan dasar
o   Simulasi penerbangan
o   Pertanian presisi dan kehutanan [16]
o   Analisis permukaan
o   Sistem transportasi cerdas (ITS)
o   Keamanan otomatis / sistem bantuan driver lanjutan (ADAS)
o   Arkeologi



-          TIN (Triangulated Irregular Network)
Triangulated Irregular Network (TIN) adalah model data topologi berbasis vector yang digunakan untuk mempresentasikan rupa bumi (terrain). TIN mempresentasikan bentuk permukaan bumi yang diperoleh dari titik-titik contoh yang tersebar secara tidak teratur dan fature break line, serta membentuk jaringan segitiga tidak beraturan yang saling berhubungan. Masing-masing segitiga terdiri dari tiga vertex yang mempunyai koordinat lokasi x, y dan elevasi (z). TIN akan menghasilkan informasi yang padat pada daerah yang kompleks, dan informasi yang jarang pada daerah yang homogen. Triangle selalu mempunyai tiga node dan biasanya mempunyai tiga tetangga triangle, namun triangle di pinggir biasanya hanya mempunyai satu atau dua tetangga.



            Demikian sedikit penjelasan mengenai model data spasial, semoga bermanfaat. Tunggu postingan selanjutnya ya sobat. Terima kasih.


Daftar Pustaka : 
https://en.wikipedia.org/wiki/Digital_elevation_model
Artikel Sistem Informasi Geografis (AK-011225)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Mengecat Lapisan Krom (Chrome)

(Sistem Informasi Data Spasial) Analisis Spasial

(Sistem Informasi Data Spasial) Analisis Data Spasial Eksploratori (ADSE)